Untuk lebih memahami bagaimana sistem pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Jepang, berikut ini ulasan lengkapnya.
Sistem Pendidikan pada Masa Penjajahan Jepang
Selama masa pendudukan Jepang, sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan. Struktur pendidikan dibagi menjadi beberapa jenjang, sebagai berikut:
1. Pendidikan Dasar (Gokumin Gakko)
Pendidikan dasar pada masa penjajahan Jepang diberikan di sekolah rakyat yang setara dengan sekolah dasar saat ini. Pendidikan ini berlangsung selama enam tahun dan terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial. Sistem ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi rakyat Indonesia, terutama dari kalangan bawah, untuk memperoleh pendidikan yang setara dengan kelompok sosial lainnya.
2. Pendidikan Lanjutan (Shoto Chu Gakko)
Jenjang pendidikan lanjutan setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) saat ini, dengan durasi pembelajaran selama tiga tahun. Pendidikan ini diperuntukkan bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan dasarnya.
3. Pendidikan Menengah (Chu Gakko)
Setelah menyelesaikan pendidikan lanjutan, siswa dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang berlangsung selama tiga tahun. Jenjang ini setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) saat ini dan memberikan pembelajaran yang lebih mendalam sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan.
4. Pendidikan Kejuruan (Kogyo Gakko)
Pendidikan kejuruan berfokus pada pembelajaran yang lebih spesifik dan berbasis keterampilan. Sistem ini dirancang untuk membekali siswa dengan keahlian yang dapat langsung diterapkan dalam dunia kerja. Pendidikan kejuruan menjadi salah satu aspek yang ditekankan oleh pemerintah Jepang guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja di berbagai sektor.
5. Pendidikan Tinggi
Pada masa penjajahan Jepang, sistem pendidikan universitas yang sebelumnya ada dihapuskan. Sebagai gantinya, Jepang membuka beberapa institusi pendidikan tinggi, seperti Sekolah Tinggi Kedokteran dan Sekolah Tinggi Teknik Bandung. Kedua sekolah ini berfungsi sebagai wadah bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi.
Pelatihan bagi Guru
Selain membentuk sistem pendidikan baru, Jepang juga mengadakan program pelatihan bagi para guru di Indonesia. Pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan tenaga pendidik yang sesuai dengan kebijakan Jepang. Berikut beberapa materi pelatihan yang diberikan kepada para guru:
Penanaman Ideologi Hakko Ichiu, yang merupakan semboyan Jepang tentang persaudaraan dalam kawasan Asia Timur Raya.
Pelatihan Disiplin dan Semangat Jepang, yang menekankan pentingnya kedisiplinan dan loyalitas terhadap pemerintahan Jepang.
Pelatihan Bahasa Jepang, Sejarah, dan Budaya Jepang, guna memperkenalkan budaya dan sistem kehidupan masyarakat Jepang kepada guru dan siswa.
Kegiatan Keolahragaan dan Lagu Kebangsaan Jepang, yang mengajarkan para guru untuk membimbing siswa dalam memahami kebiasaan dan budaya Jepang melalui aktivitas fisik dan musik.
Pembinaan bagi Siswa
Selain para guru, siswa juga mendapatkan pembinaan langsung dari pemerintah Jepang. Pembinaan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai disiplin dan ketaatan terhadap aturan yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang diwajibkan bagi siswa antara lain:
Menyanyikan Lagu Kebangsaan Jepang "Kimigayo" setiap pagi sebelum memulai kegiatan belajar.
Mengibarkan Bendera Jepang (Hinomaru) dan memberikan penghormatan kepada Kaisar Jepang (Tenno Heika) dengan menundukkan kepala ke arah timur.
Melaksanakan Sumpah Setia "Dai Toa", yang berisi dukungan terhadap cita-cita Jepang dalam membentuk Asia Timur Raya.
Melakukan Senam Pagi Jepang (Taiso) sebagai bagian dari pembinaan fisik dan disiplin.
Menerapkan Pelatihan Fisik ala Militer Jepang, guna membangun ketahanan dan kedisiplinan siswa.
Menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran sehari-hari.
Pengaruh Sistem Pendidikan Jepang terhadap Pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan yang diterapkan Jepang di Indonesia memiliki dampak jangka panjang. Meskipun Jepang menggunakan pendidikan sebagai alat propaganda dan kontrol, beberapa elemen dalam sistem pendidikan mereka masih bertahan hingga saat ini. Beberapa di antaranya adalah:
Peningkatan Kesempatan Pendidikan bagi Semua Lapisan Masyarakat – Pada masa sebelumnya, pendidikan lebih banyak dinikmati oleh golongan tertentu, tetapi pada masa Jepang, semua rakyat diberikan kesempatan yang lebih luas untuk bersekolah.
Pengenalan Pendidikan Kejuruan – Jepang memperkenalkan sistem pendidikan berbasis keterampilan yang terus berkembang hingga saat ini dalam berbagai bentuk pendidikan vokasional.
Pembentukan Karakter dan Disiplin dalam Pendidikan – Nilai-nilai kedisiplinan dan kerja keras yang ditanamkan dalam pendidikan era Jepang masih terasa dalam beberapa aspek pendidikan di Indonesia saat ini.
Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Jepang mengalami perubahan yang cukup signifikan dibandingkan era kolonial Belanda. Jepang menerapkan sistem pendidikan yang lebih terbuka bagi masyarakat luas, meskipun tetap memiliki unsur propaganda. Sistem pendidikan ini mencakup pendidikan dasar, lanjutan, menengah, kejuruan, hingga pendidikan tinggi yang lebih terbatas.
Selain itu, Jepang juga memberikan pelatihan khusus bagi guru serta menerapkan pembinaan disiplin bagi siswa guna membentuk karakter yang sesuai dengan kepentingan pemerintah Jepang. Meskipun masa penjajahan Jepang relatif singkat, pengaruhnya dalam dunia pendidikan masih dapat dirasakan hingga saat ini, terutama dalam aspek pendidikan kejuruan dan kedisiplinan di sekolah.
Dengan memahami sejarah pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Jepang, kita dapat melihat bagaimana sistem pendidikan terus berkembang dan beradaptasi hingga mencapai bentuk yang lebih baik seperti yang kita kenal sekarang. Sumber https://www.edunews.online/
